Sel darah putih (leukosit) adalah komponen vital dalam sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Sel-sel darah putih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, masing-masing memiliki peran khusus dalam pertahanan tubuh. Secara umum, sel darah putih terbagi menjadi dua kategori utama berdasarkan strukturnya: granulosit dan agranulosit. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis sel darah putih dan fungsinya:
Granulosit
Granulosit adalah sel darah putih yang memiliki granula atau butiran dalam sitoplasma mereka yang berisi enzim dan zat kimia lainnya yang dapat digunakan untuk melawan patogen. Granulosit terdiri dari tiga jenis utama:
Neutrofil
Proporsi dalam darah: Sekitar 60-70% dari total sel darah putih.
Fungsi utama: Neutrofil adalah garis pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi, terutama infeksi bakteri dan jamur.
Mekanisme Kerja: Neutrofil berperan dalam proses fagositosis, yaitu menelan dan menghancurkan patogen atau sel yang terinfeksi. Mereka dapat mengenali dan menelan bakteri atau mikroorganisme lain yang masuk ke dalam tubuh.
Peran dalam Peradangan: Neutrofil juga terlibat dalam respons peradangan akut. Mereka mengeluarkan berbagai zat kimia yang menarik lebih banyak sel imun ke lokasi infeksi.
Eosinofil
Proporsi dalam darah: Sekitar 1-4% dari total sel darah putih.
Fungsi utama: Eosinofil berperan dalam memerangi infeksi parasit, seperti cacing, dan juga berperan dalam reaksi alergi.
Mekanisme Kerja: Eosinofil melepaskan enzim dan protein yang dapat menghancurkan parasit yang lebih besar, seperti cacing. Selain itu, eosinofil terlibat dalam reaksi hipersensitivitas, seperti pada asma atau alergi, dengan melepaskan histamin dan mediator peradangan lainnya.
Peran dalam Alergi: Pada kondisi alergi, eosinofil dapat merespons dengan cara meningkatkan peradangan dan memperburuk gejala seperti pembengkakan atau sesak napas.
Basofil
Proporsi dalam darah: Sekitar 0,5-1% dari total sel darah putih.
Fungsi utama: Basofil terlibat dalam reaksi alergi dan peradangan.
Mekanisme Kerja: Basofil mengandung granula yang mengandung histamin, zat yang dilepaskan selama reaksi alergi dan menyebabkan gejala seperti gatal, bengkak, dan kemerahan. Mereka juga mengeluarkan zat lain yang mendukung peradangan.
Peran dalam Alergi: Seperti eosinofil, basofil berperan dalam memperburuk reaksi alergi dengan meningkatkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan mengundang lebih banyak sel imun ke area infeksi atau peradangan.
Agranulosit
Agranulosit adalah sel darah putih yang tidak memiliki granula atau butiran dalam sitoplasma mereka. Ada dua jenis utama agranulosit: limfosit dan monosit.
Limfosit
Limfosit adalah jenis sel darah putih yang sangat penting dalam respons kekebalan tubuh yang lebih spesifik dan jangka panjang. Ada tiga jenis limfosit utama:
Limfosit T (T-cells):
Fungsi utama: Limfosit T berperan dalam kekebalan seluler, yang melibatkan pengenalan dan penghancuran sel tubuh yang terinfeksi virus atau sel kanker.
Subtipe:
Limfosit T Sitotoksik: Membunuh sel yang terinfeksi atau sel kanker dengan cara melepaskan zat-zat yang merusak membran sel.
Limfosit T Pembantu (Helper T-cells): Mengatur dan mengoordinasikan respons kekebalan tubuh dengan merangsang limfosit B untuk menghasilkan antibodi, serta memfasilitasi aktivitas sel-sel imun lainnya.
Limfosit T Memori: Setelah terpapar patogen, limfosit T memori bertahan dalam tubuh untuk mengingat patogen tersebut, sehingga dapat merespons dengan cepat jika terpapar lagi di masa depan.
Limfosit B (B-cells):
Fungsi utama: Limfosit B berperan dalam kekebalan humoral, yang melibatkan produksi antibodi untuk melawan patogen seperti bakteri, virus, dan racun.
Mekanisme Kerja: Ketika limfosit B mengenali antigen spesifik dari patogen, mereka berkembang menjadi plasma sel yang memproduksi antibodi. Antibodi ini kemudian mengikat patogen dan menandai mereka untuk dihancurkan oleh sel-sel lain atau mencegah patogen untuk masuk ke dalam sel tubuh.
Limfosit B Memori: Seperti halnya limfosit T, beberapa limfosit B juga menjadi sel memori yang memungkinkan tubuh untuk merespons lebih cepat dan lebih kuat jika terpapar patogen yang sama di masa depan.
Sel Pembunuh Alami (NK Cells):
Fungsi utama: NK cells adalah limfosit yang berfungsi untuk mengenali dan membunuh sel-sel yang terinfeksi virus dan sel kanker, tanpa memerlukan pengenalan antigen spesifik.
Mekanisme Kerja: Sel NK berfungsi dengan cara mendeteksi sel yang tidak normal, seperti sel kanker atau sel yang terinfeksi virus, dan langsung menghancurkannya.
Monosit
Proporsi dalam darah: Sekitar 2-8% dari total sel darah putih.
Fungsi utama: Monosit berfungsi sebagai pasukan pembersih utama tubuh, menghilangkan patogen, sel mati, dan partikel asing dari tubuh. Mereka berkembang menjadi makrofag setelah memasuki jaringan tubuh.
Mekanisme Kerja: Monosit dapat melakukan fagositosis—menelan dan menghancurkan patogen atau sel yang mati. Mereka juga mengeluarkan berbagai molekul (seperti sitokin) yang mengatur respon imun dan mempercepat peradangan.
Peran dalam Peradangan: Makrofag yang berasal dari monosit juga berperan penting dalam merangsang perbaikan jaringan dan menyelesaikan peradangan setelah patogen dihancurkan.
Fungsi Umum Sel Darah Putih dalam Sistem Kekebalan Tubuh
Secara keseluruhan, sel darah putih bekerja dengan cara berikut untuk melindungi tubuh:
Pengenalan dan Serangan Patogen: Sel darah putih mampu mengenali patogen (seperti virus, bakteri, dan parasit) serta sel tubuh yang telah berubah menjadi abnormal (seperti sel kanker).
Fagositosis: Sel darah putih seperti neutrofil dan monosit menelan dan menghancurkan patogen dan sel-sel yang terinfeksi melalui proses yang disebut fagositosis.
Produksi Antibodi: Limfosit B menghasilkan antibodi yang mengikat patogen, menandainya untuk dihancurkan, atau mencegah mereka untuk menyerang sel tubuh.
Respon Kekebalan Spesifik dan Memori: Limfosit T dan B membantu mengingat patogen tertentu, sehingga tubuh dapat merespons dengan lebih cepat dan efektif jika terpapar lagi di masa depan (mekanisme dasar vaksinasi